Minggu, 08 April 2018

Watanpao, Pemasok Terbesar Kayu Bakar ke Desa Lamahala

Foto: Hawa Sengadji
Masyarakat desa dan dusun pesisir Adonara umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Tapi  tidak untuk dusun Watampao yang terletak di sebelah barat Waiwerang, Ibukota kecamatan Adonara Timur. Dusun pesisir yang termasuk dalam Desa Bloto ini penghasilan keluarganya tidak bergantung dari kegiatan melaut. Mereka mempunyai masyarakat yang ternyata memiliki salah satu mata pencaharian yang semakin bertambah banyak jumlahnya dari hari ke hari. Mata pencaharian tersebut adalah menjadi pengumpul kayu bakar.
Saban hari, anak-anak gadis bersama teman-teman serta ibu mereka keluar masuk hutan sekitar Desa Bloto. Mereka mencari kayu bakar untuk dibawa pulang ke dusunnya dan dijual persis di sepanjang jalan trans Adonara yang membentang dari Waiwerang ke Tobilota. Lokasi berjualan tepat di depan lorong masuk dusun. Kayu-kayu tersebut diikat dengan tali gewang dan dijejerkan sepanjang sisi jalan.
Rata-rata anak gadis di sana putus sekolah di tingkat SD dan langsung beralih menjadi pencari kayu. Mereka mewarisi pekerjaan yang dilakukan oleh ibu mereka. Kayu-kayu tersebut dijual dengan harga seratus ribu rupiah setiap tujuh ikat.
Menurut penuturan kepada penulis, masyarakat Desa Lamahala adalah konsumen terbesar usaha pengumpulan kayu bakar ini. Setiap hari pasti ada saja kendaraan yang berdatangan dari Lamahala untuk membeli kayu untuk keperluan "krejha", baik untuk pesta pernikahan, baca doa pada peristiwa kedukaan maupun aqiqah atau doa-doa syukuran lainnya.
Dalam sehari, rata-rata mereka bisa mendapat pemasukkan lebih dari dua juta. Mungkin inilah salah satu faktor terbesar sehingga banyak anak gadis yang lebih memilih berhenti sekolah dan mengikuti ibu mereka keluar masuk hutan untuk mencari kayu bakar.
Biasanya, para pengumpul kayu ini keluar masuk hutan secara berkelompok. Dalam sehari, mereka bisa dua kali keluar masuk hutan. Kegiatan yang mayoritas pelakunya adalah kaum perempuan ini menjadikan Dusun Watanpao sebagai salah satu penyedia kayu bakar terbanyak seputar Adonara Timur.
Tetapi bagi penulis, fakta ini disertai perasaan sedih yang terus mengganggu. Ternyata beberapa anak yang ditemui di sana  rata-rata berumur belasan tahun. Seharusnya saat ini mereka mengenyam pendidikan di tingkat SMP. Seharusnya pula besok mereka akan mengikuti Ujian Sekolah seperti anak sebaya mereka. Tetapi saat ini, mereka harus membantu orangtua. Demi mencari sumber penghidupan, mereka harus melepas masa indah di bangku sekolah. Inilah fakta miris kampung muslim di pesisir Adonara ini.
Dusun Watampao sendiri  memiliki satu hari pasar yang biasa dikenal dengan pasar "Benamang". Pasar ini dibuka setiap hari Rabu setiap pekan. Di pasar ini dijual berbagai macam hasil kebun masyarakat dari desa-desa tetangga. Para pedagang hasil ladang ini berasal dari Desa Molong, Desa Mewet, desa Baniona, dan Desa Kwela. Sementara dari Dusun Watanpao sendiri hanya sebagian kecil yang menjual ikan hasil tangkapan nelayannya pada hari pasar ini. Pedagang dari Lamahala pun biasanya hadri di pasar ini. Mereka adalah beberapa pedagang hasil pandai besi,  jajanan pasar dan pedagang sembako. (teks: Hawa Sengadji. Edit: Simpet)
Penulis sedang ber-selfie. Foto: Hawa Sengadji

Foto: Hawa Sengadji

Foto: Hawa Sengadji

Foto: Hawa Sengadji



Tidak ada komentar:

Posting Komentar